Saturday, November 26, 2011

Lebih Untung Mana, Properti atau Saham? | PANDUAN MEMILIH INVESTASI YANG COCOK

TIPS MEMILIH ANTARA INVESTASI PROPERTI ATAU SAHAMLebih Untung Mana, Properti atau Saham? | PANDUAN MEMILIH INVESTASI YANG COCOK. Pertanyaan seperti ini, "investasi manakah yang lebih menguntungkan, properti atau saham?" sama saja seperti membandingkan enak mana coklat atau vanila, maupun Aston Martin atau Bentley. Memang tidak ada jawaban yang benar-benar tepat untuk pertanyaan seperti itu karena semua tergantung keinginan, kepuasan dan gaya masing-masing. Baca juga 8 PENYAKIT YANG DITANDAI KESEMUTAN | JANGAN REMEHKAN KESEMUTAN
Banyak saham-saham yang tidak bergerak dalam kurun waktu sepuluh tahun, tetapi kadang keuntungan dari investasi properti juga tidak bisa mengalahkan imbal hasil saham-saham unggulan, seperti Astra, Sampoerna, Gudang Garam dan lain-lain, apalagi jika dividen yang didapat diinvestasikan kembali. Jawaban dari semua ini adalah, menentukan sebuah pilihan tidak semudah itu.

Mari kita perhatikan lebih detail kedua instrumen investasi itu seperti dikutip dari beginnerinvest.com, Sabtu (25/11/2011):

1. Properti.

Berinvestasi di properti berarti anda membeli tanah atau bangunan yang nyata. Beberapa properti membutuhkan dana perawatan tiap bulannya, contohnya tanah atau bangunan yang belum disewa atau akan dijual tapi belum laku.

Sementara properti lainnya justru menghasilkan uang, seperti apartemen, rumah dan ruko yang disewakan. Para penyewa akan membayar anda setipa bulan, yang uangnya anda sisihkan sebagian untuk biaya perawatan, sebagian lagi menjadi keuntungan.

2. Saham

Ketika anda membeli saham, berarti anda memiliki sebagian kecil kepemilikan dari sebuah perusahaan. Perusahaan tersebut bisa bergerak di berbagai bidang, bisa produsen makanan, kendaraan bermotor, komoditas dan lain sebagainya, yang paling penting anda akan mendapatkan bagian dari laba untuk setiap saham yang anda miliki.

Jika sebuah perusahaan punya 1 juta saham, dan anda memegang 10 ribu saham, maka anda punya 1% kepemilikan saham di perusahaan tersebut. Bursa Efek Indonesia (BEI) membuatnya jadi kelihatan tidak simpel seperti ini.

Jajaran direksi perusahaan, yang dipilih oleh para pemegang saham seperti anda, bertugas untuk mengawasi dan menjalankan operasional perusahaan. Mereka juga memutuskan berapa banyak porsi laba yang akan dijadikan investasi dan porsi yang akan disebarkan ke pemegang saham alias dividen.

Kelebihan dan Kekurangan Berinvestasi Properti dan Saham

Kelebihan Berinvestasi di Properti

* Investasi di properti merupakan yang paling banyak dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat, karena banyak orang tumbuh bersama dengan berbagai pengetahuan mengenai tanah, rumah dan lain-lain. Semua orang pasti sudah sering mendengar petuah dari orang tuanya untuk kewajiban memiliki rumah. Hasilnya, banyak orang memilih instrumen investasi ini ketimbang instrumen lain.
* Membeli sebuah properti berarti anda mendapatkan sesuatu yang riil. Anda bisa merabanya, tinggal di dalamnya, menunjuk tempat tersebut sambil berkata "Itu punya saya." Bagi beberapa orang, hal itu penting secara psikologis.
* Tindakan penipuan lebih sulit dilakukan di bisnis properti jika dibandingkan dengan saham, apalagi jika anda punya banyak informasi mengenai industri tersebut. Anda bisa terjun langsung mengurus properti anda, mulai dari perawatan sambil memilih pihak penyewa. Berbeda dengan saham yang harus diserahkan pengurusannya kepada direksi perusahaan.
* Berutang untuk membeli properti cenderung lebih aman daripada membeli sahamnya yang hanya mengandalkan keuntungan margin.


Kekurangan Berinvestasi di Properti

* Jika dibandingkan saham, properti membutuhkan pengawasan yang lebih banyak. Anda harus siap untuk menerima telepon di tengah malam jika terjadi sesuatu, mulai dari pipa air atau gas yang bocor, pagar roboh dan lain-lain. Bahkan kalaupun anda sudah menyewa seorang pengawas untuk menjaga properti anda, sesekali anda masih harus terjun langsung ke lapangan.
* Jika tidak dihuni atau disewakan, anda harus menyisihkan uang cukup banyak untuk biaya perawatan. Selain itu, masih ada pajak, asuransi, uang kebersihan dan keamanan.
* Kenaikan harga properti terhadang oleh inflasi, meski kelihatannya naik dari tahun ke tahun tapi sebenarnya nilai 'sebenarnya' tidak terlalu tinggi karena terhambat inflasi tiap tahunnya. Sebagai contoh, anda membeli rumah Rp 300 juta, sebanyak Rp 60 juta pakai sendiri, sisanya Rp 240 juta pinjam dari bank. Jika setahun kemudian inflasi terjadi 3% karena pemerintah mencetak lebih banyak uang, berarti nilai rupiahnya berkurang meski harga rumah anda menjadi Rp 309 juta. Nilai 'sebenarnya' dari properti anda tidak berubah, hanya angka yang diperlukan untuk membelinya saja yang naik. Karena anda hanya berinvestasi Rp 60 juta dan mendapat untung Rp 9 juta, maka secara kasar keuntungannya sekitar 15% per tahun. Jika dikurangi inflasi 3%, maka hanya 12% saja keuntungannya, belum dipotong biaya perawatan setiap bulannya. Porsi imbal hasilnya masih jauh di bawah investasi saham.


Kelebihan Berinvestasi di Saham

* Fakta dan penelitian membuktikan meski sering naik-turun, membeli saham, menginvestasikan kembali dividen dan memegangnya untuk jangka waktu yang lama sudah menjadi mesin uang yang paling efektif. Tidak ada yang bisa mengalahkan kepemilikan saham di sebuah perusahaan, meski porsinya tidak banyak.
* Tidak seperti bisnis kecil yang yang harus anda bangun dan kelola sendiri, dengan kepemilikan saham di sebuah perusahaan anda tidak perlu terjun langsung, kecuali melakukan riset mengenai perusahaan mana yang sesuai dengan selera anda. Ada tangan-tangan profesional yang mengurus perusahaan anda. Anda akan mendapatkan sebagian laba perusahaan tersebut tanpa harus bekerja tiap hari.
* Saham berkualitas tinggi tidak hanya mencatat pertumbuhan laba tiap tahunnya, tetapi menambah dividen juga. Dengan demikian, setiap tahun anda akan mendapatkan uang tunai yang semakin lama semakin tinggi sejalan pertumbuhan perusahaan tersebut. Jika anda terus menginvestasikan dividen yang anda dapat setiap tahunnya, maka investasi ini akan menjadi mesin uang tanpa anda perlu melakukan apa-apa.
* Lebih mudah untuk melakukan diversifikasi di saham ketimbang properti. Melalui reksa dana, anda bisa berinvestasi hanya dengan Rp 1 juta per bulan di perusahaan-perusahaan yang masih berkembang. Ongkos brokernya pun lebih murah ketimbang saham biasa. Tak seperti properti yang membutuhkan dana serta ongkos cukup tinggi.
* Investasi saham lebih likuid dibandingkan properti. Dalam waktu perdagangan, anda bisa menjual dan membeli saham beberapa kali hanya dalam hitungan detik. Berbeda dengan properti yang membutuhkan waktu berhari-hari bahkan berbulan-bulan untuk mencari penjual yang berminat, atau bahkan bisa bertahun-tahun dan belum juga ada peminat.


Kekurangan Berinvestasi di Saham

* Meski sudah disebutkan bahwa secara jangka panjang berinvestasi di saham jauh lebih menguntungkan daripada investasi lainnya, namun masih banyak investor yang sering terbawa emosi, tidak disiplin dan hanya mengejar keuntungan cara cepat. Salah satu contoh: pada krisis 2007-2009 lalu, saat seluruh pasar saham di dunia anjlok habis-habisan, banyak penasihat keuangan ternama yang meminta investornya untuk segera melepas saham, padahal sebenarnya itu momen yang tepat untuk beli saham di harga murah.
* Secara jangka pendek, harga saham sangat berfluktuatif. Misalnya anda punya saham seharga Rp 4.000 saat ini, dalam jangka beberapa hari sahamnya bisa saja turun ke Rp 1.000 atau bahkan naik ke Rp 8.000. Jika anda mengetahui dengan baik kondisi perusahaan yang sahamnya anda pegang, berarti tidak usah khawatir sama sekali. Anda bahkan punya kesempatan untuk membeli lebih banyak lagi porsi sahamnya saat harganya murah, atau melepas sebagian saat dirasa sudah terlalu mahal.
* Memilih perusahaan yang salah ditambah dengan kondisi pasar yang datar, dalam beberapa tahun harga saham anda sepertinya tidak tumbuh sama sekali. Hal ini bisa anda atasi dengan menginvestasikan kembali dividen yang diberikan oleh perusaahan tersebut, dengan demikian lebih banyak porsi saham yang dipegang dan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan lebih tinggi terbuka lebar saat sahamnya tiba-tiba melonjak.

Jadi, investasi manakah yang paling cocok untuk anda?
detik.com

Lebih Untung Mana, Properti atau Saham?, PANDUAN MEMILIH INVESTASI YANG COCOK, Tips Memilih Investasi, Kelebihan dan Kekurangan Investasi Properti dan Saham

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...